kuingin, kali ini
ceritakan ia kembali
tentang kekasih
dan mimpi yang mati
dalam seikat janji
di sekepak widuri
mungkin ini satu arti
dari sejuta bisik nurani
ia sendiri pun pergi
dibalik kenduri yang tak tergali
dan lagi, kembali
kali ini kukisahkan ia disini
tentang kekasih
dan cita-cita yang berahir
dalam selembar benang
di rerumputan kain kiasan
mungkin ini satu makna
dari beribu tahta laksana
ia titipkan aku kata
membangun mahkota harus tahu permata!
agar bukit hunian menjadi sejarah
berlimpahkan manna dan salwa di halaman istana
apen MAKESE
KalaLarutMenyatuDalamNaungan
21 Juni 2011
sebuah pena di antara kerikil, berdiri di Mahkamah sunyi, menanti bisik, menatap angin, memaknai hari, pun beruzlah ke titik-titik pasir, hingga jatuh menuju muara berpulang. Bebas! Berkaca pada kata apa saja, berbicaralah! Tak perlu bertanya, hanya Kau-lah...!
Selasa, 21 Juni 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dosa Dalam Doa
malam ini mungkin akan gelap sebab rindang gersang enggan melepaskan senyap gelap ini mungkin kan berahir kelam sebab alfa doa-doa t...
-
Rinduku padamu Menembus ruang waktu Hingga mimbar Mayapada pecah Aku pun terkulai lupa segala Oh, Andai kau di sini Kan ku bawa meli...
-
Bagian Kesatu Titik Keberangkatan Sajak Perjalanan Keranda Zaman Gersang Resah Itu Aku dan Angin Di Antara Diskusi ...
-
ia jatuh, luruh ke danau murung lebur seluruh menjadi satu suluk di atas tahta laut bisu ia mengandung lumpur tumbuh d...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar