kubaca sajaknya
o, ia ingin berbicara
laiknya tangis julia
pada kematian romeo
di atas pentas
di dalam panggung
kuresapi syairnya
dengan alasan, kupunya hati!
o, ia ingin berperan
seperti satu di peti mati
di depan tirai
di dalam tabir
kujelajahi baitnya
kupahami betapa itu pahit
sebab setengah bait naskah
telah tercuri dari batin miliknya
hingga ia pun ingin memainkan api
agar kisah dan cerita abadi tersaji
dari tangan dan hatinya yang suci
ia mainkan musik dan nyanyikan lirik
agar ia, bisa dapati kembali
apa yang telah tercuri dari dalam hati
o, kurapalkan puisinya
kemudian menyalin kembali inginnya
tapi bagaimana,
kertas dan penaku telah habis
dan ia telah terlanjur
menjatuhkan diri, usai, pergi dan mati
o, sajak kematian,
kuingin menunggu ia terbangun
di atas panggung
di dalam pentas
atau aku, akan berdiri menanti ia
bangkit kembali dari tirai kesunyian tabir ini
apen MAKESE
KalaMalamMenyalinKematian
01 Juli 2011
sebuah pena di antara kerikil, berdiri di Mahkamah sunyi, menanti bisik, menatap angin, memaknai hari, pun beruzlah ke titik-titik pasir, hingga jatuh menuju muara berpulang. Bebas! Berkaca pada kata apa saja, berbicaralah! Tak perlu bertanya, hanya Kau-lah...!
Jumat, 01 Juli 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dosa Dalam Doa
malam ini mungkin akan gelap sebab rindang gersang enggan melepaskan senyap gelap ini mungkin kan berahir kelam sebab alfa doa-doa t...
-
Rinduku padamu Menembus ruang waktu Hingga mimbar Mayapada pecah Aku pun terkulai lupa segala Oh, Andai kau di sini Kan ku bawa meli...
-
Bagian Kesatu Titik Keberangkatan Sajak Perjalanan Keranda Zaman Gersang Resah Itu Aku dan Angin Di Antara Diskusi ...
-
ia jatuh, luruh ke danau murung lebur seluruh menjadi satu suluk di atas tahta laut bisu ia mengandung lumpur tumbuh d...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar