Minggu, 23 Januari 2011

Aku dan Hujan

Aku tengah kandas di tengah jalan
Ketika kau menyapa salam dengan tiba-tiba
Aku enggan menjawab, bertanya pun tidak!
Agar aku tak tersesat, kau lagi-lagi menyapa

Oh, di antara lembah laut kehidupan!

Ku saksikan rintik jatuh basahi bumi
Ketika riak irama itu saling beradu rindu
Oh, ritmenya ibarat denting wahyu suci

Saat itu, aku diam terhanyut bunyi
Hilang! Sebegitu cepatkah ia berlalu
Dalam debu panas, yang membakar?

Entah mengapa mata tiba-tiba berkaca
Kala usai tetes berhembus di atas lempung
Mungkin rasa ini menyatu ingin setubuhi bumi

Angin berbisik, aku berdiri saksikan titik-titik birahi
Berpikir untuk menghitung sedikit keintiman Ilahi
Hati berkata, ini hari betapa sunyi senyap!

Aku labuhkan diri di atas batu kali
Entah kapan ia singgah di jalan ini
Tapi kali ini, aku ingin tunggu hujan lebat mereda

Dalam lebat sekejap
Aku merasakan panggung bergetar
Mungkin ini hari, bumi ingin hancur dalam desak angin

Tapi aku tak ingin ini bumi hangus
Masih terlalu dini jika biarkan mercusuar
Tak sejukan kalut para pelaut

Dalam lebat hujan, aku ternyata penakut
Sementara panggung baik-baik saja dalam balutannya
Lalu sayup dan takjub bersentuh dalam kalbu
Sudah, aku dengan hujan makin berpacu

Mendamaikan ragu pada apa yang terantuk
Lalu semesta meredam badai, hujan pun mereda
Aku berdecak kagum oleh bercak langit
Yang termanifestasi dalam rintik angin

Dari tempat duduk, setelah hujan benar-benar usai
Aku kumpulkan sisa percik yang mengguyur bumi
Kemudian aku genggam penuh erat
Membawa pergi ia dari kulit bumi yang mendingin

Ku sisipkan sejuknya ke dalam jiwa
Dan berteriak, aku juga liat tanah!
Yang selalu rindu sejuk air pendingin-Mu


Apen MAKESE
KalaMalamMakinTenggelam
27 November 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dosa Dalam Doa

malam ini mungkin akan gelap sebab rindang gersang enggan melepaskan senyap gelap ini mungkin kan berahir kelam sebab alfa doa-doa t...