Biar!
Sudah biarkan
Malam menikmati jinaknya cahaya rembulan
Kau?
O,
Kelambu malam masih tersibak
hingga rahasia diri tersingkap
Kecil tiada arti!
Aku berharap
Segala yang ada mampu merangkul
Membangunkan bakul-bakul "sang aku"
Kau kalut?
Tidak!
Aku takut, hanya takut!
Sebab tak mungkin
Aku ada di ujung Kala (waktu)
Tanpa lalui jalan setapak berdarah-darah
Kau kalah?
Tidak!
Sama sekali tidak!
Aku hanya ingin membuat sejarah!
Sudah!
Sudah biarlah
bintang yang merangkul keindahan alam
Ah,
Malam pun baru saja mulai bersolek
Di balik gelapnya kelambu sayap ratapan
Kau?
Bagaimana aku?!
Adalah, "sang aku"!
masih terlelap pulas dalam pengabnya kelam
Kau sesat?!
Tidak!
Aku hanya menyesal
Kau tersesat!
Ya,
Aku sesalkan sekian pertanyaan setan
Ku berharap
Derap sayap pembawa pesan
Menegur kalbuku dibalik selimut alpa
O, malam bercahaya rembulan
Rasakan getarnya dalam wajan panas
Ah,
Kau menjebakku!
Oh, Aku?
"sang aku" yang mengajakmu!?
Prasangkamu busuk-buruk-jumud
Aumanmu tak mampu membangunkan waktu
Bukankah,
Lagu kita, lagu yang sama!?
Dan, kita masih menyanyikan bait-baitnya
Hingga kini, hingga ahir kita berinteraksi
apen MAKESE
PagiMasihSangatDingin
20 Juni 2010
sebuah pena di antara kerikil, berdiri di Mahkamah sunyi, menanti bisik, menatap angin, memaknai hari, pun beruzlah ke titik-titik pasir, hingga jatuh menuju muara berpulang. Bebas! Berkaca pada kata apa saja, berbicaralah! Tak perlu bertanya, hanya Kau-lah...!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dosa Dalam Doa
malam ini mungkin akan gelap sebab rindang gersang enggan melepaskan senyap gelap ini mungkin kan berahir kelam sebab alfa doa-doa t...
-
Desentralisasi merupakan sebuah konsep yang mengisyaratkan adanya pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah di tingka...
-
Rinduku padamu Menembus ruang waktu Hingga mimbar Mayapada pecah Aku pun terkulai lupa segala Oh, Andai kau di sini Kan ku bawa meli...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar