Yaaa. Ough. Aaah.
Meski aku terjatuh
Tak ku temukan luka ditubuhku
Meski terhisap habis segala desah nafasku
Tak ku temukan gersang duniaku
Biar luka, aku suka!
Biar gersang, aku senang!
Ya,
Kau slalu ingin aku cari
Aku ke sana, ke jalan belukar
Hingga lupa ku temukan kau lagi
melalui celah kecil aku mengintip
O, rintihan dan ratapan itu
Aku tak hendak menganggu kau berintim
Kau menari, mencabik-cabik batin
Nyanyikan satu nada beribu air mata
Wahai, mantra irama hati!
kenapa?
Kenapa nada itu merasuk kalbu membunuh aku
O, satu nada untuk semesta
Semestinya kau tak di jalan belukar
Tapi biarlah!
Aku suka kau ucapkan kata itu slalu
meski kehampaan menyertaiku
dan kegelapan menutupi tabirmu
Tiba-tiba saja
Kau rubuh dalam nada Hu...!
Celah kecil pecah berkeping-keping
Aku pun hidup
Hidup dari jalan yang kau rebahkan kalimat suci
Oh, kau yang ku cari
Seketika waktu mulutmu bisu
Ku rengkuh sisa desaumu
Ku hirup seluruh keping pertemuanmu
Kau tersujud lesu
Terlepas,
Pun terbebas dari pangkuan mataku
Ku raih seuntai senyum terukir
Melambung puaskan ingin menggapai puncak keintiman hakiki
Kau diam!
Diam duduk menunggu jemputan terakhir
Dan ahirnya, kau pun
Tertunduk diantara titik-titik rindu ingin bertemu
apen MAKESE
KalaWaktuIzinkanBertemu
14 Juni 2010
sebuah pena di antara kerikil, berdiri di Mahkamah sunyi, menanti bisik, menatap angin, memaknai hari, pun beruzlah ke titik-titik pasir, hingga jatuh menuju muara berpulang. Bebas! Berkaca pada kata apa saja, berbicaralah! Tak perlu bertanya, hanya Kau-lah...!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dosa Dalam Doa
malam ini mungkin akan gelap sebab rindang gersang enggan melepaskan senyap gelap ini mungkin kan berahir kelam sebab alfa doa-doa t...
-
Desentralisasi merupakan sebuah konsep yang mengisyaratkan adanya pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah di tingka...
-
Rinduku padamu Menembus ruang waktu Hingga mimbar Mayapada pecah Aku pun terkulai lupa segala Oh, Andai kau di sini Kan ku bawa meli...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar