Minggu, 23 Januari 2011

Ku temukan kau (lagi) di jalan BELUKAR

Yaaa. Ough. Aaah.

Meski aku terjatuh
Tak ku temukan luka ditubuhku

Meski terhisap habis segala desah nafasku
Tak ku temukan gersang duniaku

Biar luka, aku suka!
Biar gersang, aku senang!

Ya,
Kau slalu ingin aku cari

Aku ke sana, ke jalan belukar
Hingga lupa ku temukan kau lagi

melalui celah kecil aku mengintip

O, rintihan dan ratapan itu
Aku tak hendak menganggu kau berintim

Kau menari, mencabik-cabik batin
Nyanyikan satu nada beribu air mata

Wahai, mantra irama hati!

kenapa?
Kenapa nada itu merasuk kalbu membunuh aku

O, satu nada untuk semesta
Semestinya kau tak di jalan belukar

Tapi biarlah!
Aku suka kau ucapkan kata itu slalu

meski kehampaan menyertaiku
dan kegelapan menutupi tabirmu

Tiba-tiba saja
Kau rubuh dalam nada Hu...!

Celah kecil pecah berkeping-keping

Aku pun hidup
Hidup dari jalan yang kau rebahkan kalimat suci

Oh, kau yang ku cari
Seketika waktu mulutmu bisu

Ku rengkuh sisa desaumu
Ku hirup seluruh keping pertemuanmu

Kau tersujud lesu

Terlepas,
Pun terbebas dari pangkuan mataku

Ku raih seuntai senyum terukir
Melambung puaskan ingin menggapai puncak keintiman hakiki

Kau diam!
Diam duduk menunggu jemputan terakhir

Dan ahirnya, kau pun
Tertunduk diantara titik-titik rindu ingin bertemu


apen MAKESE
KalaWaktuIzinkanBertemu
14 Juni 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dosa Dalam Doa

malam ini mungkin akan gelap sebab rindang gersang enggan melepaskan senyap gelap ini mungkin kan berahir kelam sebab alfa doa-doa t...