Ketika
Batu-batu
Bersujud di atas sajadah Sang Qudus
Air suci menarik diri hingga kering-keronta
Dan ketika
Tanah tandus terantuk setitik wahyu
Unta-unta tak mampu menahan haus
Biarpun
Zabur dan Taurat terabaikan waktu
Dan Injil dijinjit bersama Iblis
Tak mengapa
Gunung terkutuk
Memburu tubuh-tubuh
Kau kata
Tak percaya
Bacalah
Ketika puncak terbakar
Laut tergelayut sehelai tubuh
Muncul
Yunus dan Yusuf
Dari mulut paus dan sumur bayu
Biarpun
Tepi berbalut gelombang kelam
Alun-alun musnah sebab maklumat
Lembah-lembah terhianati betina
Wahyu tetaplah wahyu
Abadi
Walau melalui batu-batu
Qarun satu terkubur nafsu
Fir’aun tergolek dalam kawah kelana
Abraham memecut gajah tak berakal
O,
Pecah-panas-merah-membara
Batu emas memeras permata
O,
Batu-batu
Aku tau
Sebab itu
Iblis pucat pasi
Teriris kerikil Ismail
apen MAKESE
KalaKehidupanTersisaSeisap
12 April 2010
sebuah pena di antara kerikil, berdiri di Mahkamah sunyi, menanti bisik, menatap angin, memaknai hari, pun beruzlah ke titik-titik pasir, hingga jatuh menuju muara berpulang. Bebas! Berkaca pada kata apa saja, berbicaralah! Tak perlu bertanya, hanya Kau-lah...!
Minggu, 23 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dosa Dalam Doa
malam ini mungkin akan gelap sebab rindang gersang enggan melepaskan senyap gelap ini mungkin kan berahir kelam sebab alfa doa-doa t...
-
Desentralisasi merupakan sebuah konsep yang mengisyaratkan adanya pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah di tingka...
-
Rinduku padamu Menembus ruang waktu Hingga mimbar Mayapada pecah Aku pun terkulai lupa segala Oh, Andai kau di sini Kan ku bawa meli...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar