Sepanjang jalan ini
Aku masih mencari
Tak terhenti
Hari-hari ku telusuri nurani
Kecil berdiri di pinggir-pinggir
Berharap sitatap wajah sebutkan nama
Pada-mu
Takdir-ku
Untuk-mu
Seluruh
Akan aku serahkan
Hingga tiada ruang
Bagi ratapan bunga-bunga liar
O,
Perahu yang terhempas
Walau sekarat tak bertapak
ku utus ketulusanku memeluk peluh
Biar!
Biar aku tertidur pulas di puncakmu
Hening
Letih di keningmu
Cermin
Perih di benakku
Jika engkau enggan
Sayapmu ku keringkan
Izinkan!
Izinkan aku sejenak
duduk mencium harummu
Jika pun kau tiada
Cukup sudah
Aku berzikir-menyebut namamu selalu
Sudah!
Sudah cukup
Pelabuhan jiwa kosongku
Tersedia
Hanya untuk tamu-ku
apen MAKESE
KalaKebunkuTiadaBebunga
TelagaHijau 78F 2009
sebuah pena di antara kerikil, berdiri di Mahkamah sunyi, menanti bisik, menatap angin, memaknai hari, pun beruzlah ke titik-titik pasir, hingga jatuh menuju muara berpulang. Bebas! Berkaca pada kata apa saja, berbicaralah! Tak perlu bertanya, hanya Kau-lah...!
Minggu, 23 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dosa Dalam Doa
malam ini mungkin akan gelap sebab rindang gersang enggan melepaskan senyap gelap ini mungkin kan berahir kelam sebab alfa doa-doa t...
-
Desentralisasi merupakan sebuah konsep yang mengisyaratkan adanya pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah di tingka...
-
Rinduku padamu Menembus ruang waktu Hingga mimbar Mayapada pecah Aku pun terkulai lupa segala Oh, Andai kau di sini Kan ku bawa meli...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar