Rasanya
Hatiku sedang bergerak malu
Akalku murka tak bersentuhan
Teriaknya
Tak ada teman persetubuhan malam ini
Nihil!
Kata nafsu
Mengapa ia mengubur diri
Tanya wujudku, sok tau
Oh, iya.
Kata bujuk-rayu
Purnama saja masih mengabaikan malam
Kenapa harus mengunci diri dalam kamar
Sebab hanya satu yang ia mau
Jawab petala rasaku
Lucu
Ia enggan berkata jujur
Nurani
Nafsu memaksa jasadku membunuh
Diam!
Jiwaku tersentak
Tersendat-sendat
Rasa mencari artinya
Tidak!
Aku tidak kuat membalutnya
Kau
Masih berdiri di balik kelambu malumu
Meresapi inti inginmu malam ini
Apa yang kau ingin
hingga kau berani menghiati lainnya
"..."
Apa?
Aku tak dapat bisikmu
Jangan kau tiduri bunga kumbangnya
Ah
Kau menangis
Baik
Jangan!
Aku teriris
Jika bisikmu terbuang percuma
Aku tau
Aku dapat getarmu
Bila kau sedang menginginkan apa
Matamu isyaratkan tanda
Satu pertemuan syahdu
Hingga ujung menjemput
Dan kau
Tak lagi merisaukan waktu
O, relung
Jangan lagi kau sembunyikan semburat senyummu
Sebab akulah bunga yang menanti lebah perkasa
Iya!
Aku tau
Aku bukan hendak membujukmu
Sebab kau
Tak mau rindumu terampas
Ah kau tau!?
Rasamu mengajakku menipu waktu
Ya, Sudah!
apen MAKESE
KalaHatikuSedangMencari
09 April 2010
sebuah pena di antara kerikil, berdiri di Mahkamah sunyi, menanti bisik, menatap angin, memaknai hari, pun beruzlah ke titik-titik pasir, hingga jatuh menuju muara berpulang. Bebas! Berkaca pada kata apa saja, berbicaralah! Tak perlu bertanya, hanya Kau-lah...!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dosa Dalam Doa
malam ini mungkin akan gelap sebab rindang gersang enggan melepaskan senyap gelap ini mungkin kan berahir kelam sebab alfa doa-doa t...
-
Desentralisasi merupakan sebuah konsep yang mengisyaratkan adanya pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah di tingka...
-
Rinduku padamu Menembus ruang waktu Hingga mimbar Mayapada pecah Aku pun terkulai lupa segala Oh, Andai kau di sini Kan ku bawa meli...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar