Wahai!
Kau pejalan tak sadarkan diri
Aku mengiringi jejakmu dengan sajak hati
Dengarkan
Syair nuraniku mengalunkan irama di sisi kanan kirimu
Wahai!
Kau senda gurau tanpa malu
Aku menemani kegiranganmu dengan senyum takluk
Resapi
Puisi jiwaku menghujam ruang sadarmu
Wahai!
Kau pelamun yang lupa
Aku menjaga ragamu dengan cahaya batinku
Rasakan
Secawan nokta suciku tercecer di setiap desah nafasmu
Aku
Hanya ingin menetaskan benihku untukmu
Agar kau tak terhempas oleh keresahan
Kala kau menyebut namaku
apen MAKESE
TelagaHijau 78F 2009
sebuah pena di antara kerikil, berdiri di Mahkamah sunyi, menanti bisik, menatap angin, memaknai hari, pun beruzlah ke titik-titik pasir, hingga jatuh menuju muara berpulang. Bebas! Berkaca pada kata apa saja, berbicaralah! Tak perlu bertanya, hanya Kau-lah...!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dosa Dalam Doa
malam ini mungkin akan gelap sebab rindang gersang enggan melepaskan senyap gelap ini mungkin kan berahir kelam sebab alfa doa-doa t...
-
Desentralisasi merupakan sebuah konsep yang mengisyaratkan adanya pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah di tingka...
-
Rinduku padamu Menembus ruang waktu Hingga mimbar Mayapada pecah Aku pun terkulai lupa segala Oh, Andai kau di sini Kan ku bawa meli...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar