Oh, puisi jiwa lesu tertimpa batu-batu
Al Qur'an menuruni biru langit dengan seribu sayap Jibril
Beribu sayap malaikat memapah sastra sucinya
Nurani yang terkunci seketika terikat oleh mantra keindahan Sang Semesta
Abu Bakar tertikam
Umar terbunuh
Usman tenggelam
Ali teraniya kerinduan akan bait-bait suci Sang ABADI
Aku?
Kau?
Kita?
Kalian?
Mereka?!
Aku pun rindu memeluk syahdu
Kau pun ingin menemukan sabda Semesta senyap
Kita semua membutuhkan kekuatan sastra beningnya
Kalian? ah, aku tak tau apa kalbu membuka matanya
Mereka ingin membakar akar kehidupan para pengabdi di padang sunyi
Sepi!
Sedu-seda para pengedar tirakat rindu
Nurani pun runtuh kala wahyu terjaga di kala Fajar
Fajar kesunyian di titik biru
Wahyu menuruni bukit sendayu
Ia hendak memelukmu rindu
Bukalah!
Bukakan ia pintu semesta tak terbatas
Rasakan ia bergelora mengajakmu memasuki ruang tanpa cahaya bencana
Gelap Gulita!
Sunyi tak menandakan sepi
Lalu ia dan kita hilang!
Apen MAKESE
Kala Hujan Rintik Mengirimkan ILHAM.11 November 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar