Ragamu memasuki rasaku
Asal jangan kau risaukan segala goda
Hari-hari pasti berlalu untuk bertemu
Mungkin mimpi di ujung hari sebentar membias
Aku akan mengukir cahayamu di dinding relung
Nafas berderu membunuh dan menciptakan rindu
Ibarat kerikil menjadi permata
Aku dan kau memeluk memandang Fajar ILAHI
Aku menemukan kesahajaan ada padamu
Kata-kata terpenjara dalam tanda tak berwajah
Ibarat kebenaran berjalan dengan fakta yang membisu
Aku terbangun dengan imaji yang terbentuk membius raga.
Aku bertanya dalam jiwa yang berfantasma
Apakah alam menghadirkan jawabnya pada pemahaman?
Entah aku akan mati di kedalaman kamar yang sunyi
Atau aku akan tenggelam dalam ruang pengantin yang mati
Cahaya memecah membuka tabir nista
Memaki ke segala kerapuhan penjuru gelap
Untukmu segala bahasa berjalan bertahtakan risau
Resah membunuh dan mengubur rindu di kejauhan pandang
Cinta membangunkan istana pelipur lara dari tirakat malu
Adakah ia membunuh rindu dengan pedang yang terhunus?
Yang aku tau, cintamu dapat mengubur duka sukmaku yang murung!
Ia juga telah menghapus pusaka warisan budaya yang lena
Aku rindu pelupuk senyum itu yang ayu meskipun ia sedikit sayu
Apen MAKESE
Kala Permainan Menemukan Muaranya21 Oktober 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar