Tak mungkin
Tak mungkin aku tak dapat terpikir
Terpikirkan kau juga Dia
Tak mungkin aku tak pernah ingin
Tak inginkan setitik cahaya dari hulu hingga ke titik hilir
Ya,
Cahaya yang bermakna mata semesta raya
O,
Matahatiku, kau adalah matahariku
Sungguh kau mata batinku
Aku ingin (kan) Dia. Dia pikir (kan) Kau
Kau dan Aku selalu dalam Dia
Walau Dia belum tentu ada dalam kau, juga aku
Sebab Dia bukan aku, juga kau
Tapi Dia mampu merasuk ke dalam kau, juga aku
Apakah Dia adalah Aku, pun juga Kau?
Ah, satu tanda dalam kalbu
Kau tinggal membunuh aku
Aku tinggal membunuh waktu
Dia menunggu
Menunggu terbunuhnya aku, kau, juga waktu
Tapi dalam keadaan Zahir
Kau belum tentu mau, pun tau tentang aku dan Dia
Wahai kesadaran Batinmu
Aku belum tentu satu dengan kau, sebab inginkan Dia
Kenyataan berbicara!
Semesta Dia adalah satu
Hingga kau dan aku melebur dalam kuasa semesta raya
Apen MAKESE
KalaKauMasihTersimpan
Minggu, 29 Juni 2010
sebuah pena di antara kerikil, berdiri di Mahkamah sunyi, menanti bisik, menatap angin, memaknai hari, pun beruzlah ke titik-titik pasir, hingga jatuh menuju muara berpulang. Bebas! Berkaca pada kata apa saja, berbicaralah! Tak perlu bertanya, hanya Kau-lah...!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dosa Dalam Doa
malam ini mungkin akan gelap sebab rindang gersang enggan melepaskan senyap gelap ini mungkin kan berahir kelam sebab alfa doa-doa t...
-
Rinduku padamu Menembus ruang waktu Hingga mimbar Mayapada pecah Aku pun terkulai lupa segala Oh, Andai kau di sini Kan ku bawa meli...
-
Bagian Kesatu Titik Keberangkatan Sajak Perjalanan Keranda Zaman Gersang Resah Itu Aku dan Angin Di Antara Diskusi ...
-
ia jatuh, luruh ke danau murung lebur seluruh menjadi satu suluk di atas tahta laut bisu ia mengandung lumpur tumbuh d...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar