Kau
Titipan Tuhan yang Terpatri bagi orang-orang kecil
Tiada tabir berinteraksi tanpa pamrih di mana-mana
Kau
Enggan berbangga diri di ruang tiada pasti
Orang bilang kiri, kanan, tengah atau apa saja?
Kau bilang, Terserah!
Apa saja yang bisa mereka pikirkan.
Kau
Resah melihat kenyataan anak-anak-bangsa
Geram melihat berita menelan fakta tak tersisa
Kau
Urung palingkan wajah pada kekalahan
Maka kau didik aku dan mereka menjadi kebenaran
Kau
Sederhana, pelan berkata-kata tanpa pengeras suara
Kau
Istimewa, mewabah tak kenal atas-bawah-siapa-dimana
Teringat saat itu
SenjaKala
Kau tiba membawa cerita bagi budak-budak yang buta
Kala senja kau pulang meninggalkan satu pesan...
Teruskan
Teruslah menulis untuk kebutuhan nuranimu
Lanjutkan
Lanjutkan langkahmu memapah yang tak terbaca
Lahirkan
Lahirkan kelamin-kelamin suci dari tarian penamu yang retak
Ciptakan
Ciptakan harapanmu bagi bangsa yang beradab
Senyummu terukir hingga kau memiliki ruang tersendiri dalam nuraniku. Sesak, bila tak membayangkan kata dan wajahmu. Kau ibarat mantra zaman yang tak terpelajari oleh generasi yang pesimis. Kau tak terjamah oleh minat zaman yang berdandan penghargaan.
Kau tetaplah kau
Bulat tiada yang keluar
Bulat tiada yang masuk-merayu-untuk mengubahmu
Ibarat Muhammad
Ku temukan taman-taman Teladan dalam Jejakmu
apen MAKESE
KalaSakitMengingatkanWaktu
29 Maret 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar