Minggu, 23 Januari 2011

untuk sang guru-ku "Teguh Esha" (sebuah catatan sederhana dan kesanku padamu)

Kau
Titipan Tuhan yang Terpatri bagi orang-orang kecil
Tiada tabir berinteraksi tanpa pamrih di mana-mana

Kau
Enggan berbangga diri di ruang tiada pasti
Orang bilang kiri, kanan, tengah atau apa saja?

Kau bilang, Terserah!
Apa saja yang bisa mereka pikirkan.

Kau
Resah melihat kenyataan anak-anak-bangsa
Geram melihat berita menelan fakta tak tersisa

Kau
Urung palingkan wajah pada kekalahan
Maka kau didik aku dan mereka menjadi kebenaran

Kau
Sederhana, pelan berkata-kata tanpa pengeras suara
Kau
Istimewa, mewabah tak kenal atas-bawah-siapa-dimana

Teringat saat itu

SenjaKala
Kau tiba membawa cerita bagi budak-budak yang buta
Kala senja kau pulang meninggalkan satu pesan...

Teruskan
Teruslah menulis untuk kebutuhan nuranimu
Lanjutkan
Lanjutkan langkahmu memapah yang tak terbaca

Lahirkan
Lahirkan kelamin-kelamin suci dari tarian penamu yang retak
Ciptakan
Ciptakan harapanmu bagi bangsa yang beradab

Senyummu terukir hingga kau memiliki ruang tersendiri dalam nuraniku. Sesak, bila tak membayangkan kata dan wajahmu. Kau ibarat mantra zaman yang tak terpelajari oleh generasi yang pesimis. Kau tak terjamah oleh minat zaman yang berdandan penghargaan.

Kau tetaplah kau
Bulat tiada yang keluar
Bulat tiada yang masuk-merayu-untuk mengubahmu

Ibarat Muhammad
Ku temukan taman-taman Teladan dalam Jejakmu


apen MAKESE
KalaSakitMengingatkanWaktu
29 Maret 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dosa Dalam Doa

malam ini mungkin akan gelap sebab rindang gersang enggan melepaskan senyap gelap ini mungkin kan berahir kelam sebab alfa doa-doa t...