Sudah biar!
Untuk apa pusaka sakti yang membuat ia sakit hati
Biar sudah!
Sesal membakar seluruh pusara yang terampas
Bunga
Daunmu bermuram durja
Pemujamu berduka dalam
Koyak cadarmu menjamah wajah
Sarimu terhisap tanpa sisa
Ah, Bunga
Di sisi pengungsian
Tamanmu tertimbun pasir gersang
Kata batu-batu
Kau tertembak kala bercumbu rayu
Di padang gembala
Durimu terperangkap di dinding terjal
Kata sahara
Kelopak mawarmu tertangkap di malam purnama
Bunga
Lukamu
Luka budak-budak
Biasa mengoyak burdah
Bunga
Di balik lukamu
Biar beribu dosa berbuat suka
Harum putik memenuhi belukar
Bunga
Buanglah!
Duka berdebar tak terencana
Tabuhlah!
Batu bejana bertalu-talu
Hingga bala tentara tersesat melangkah
Dan ratapan menemui air mata kering keronta
apen MAKESE
TelagaHijau, AtapAtapSunyi78F
26 Feb. 09
sebuah pena di antara kerikil, berdiri di Mahkamah sunyi, menanti bisik, menatap angin, memaknai hari, pun beruzlah ke titik-titik pasir, hingga jatuh menuju muara berpulang. Bebas! Berkaca pada kata apa saja, berbicaralah! Tak perlu bertanya, hanya Kau-lah...!
Minggu, 23 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dosa Dalam Doa
malam ini mungkin akan gelap sebab rindang gersang enggan melepaskan senyap gelap ini mungkin kan berahir kelam sebab alfa doa-doa t...
-
Desentralisasi merupakan sebuah konsep yang mengisyaratkan adanya pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah di tingka...
-
Rinduku padamu Menembus ruang waktu Hingga mimbar Mayapada pecah Aku pun terkulai lupa segala Oh, Andai kau di sini Kan ku bawa meli...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar