cahaya zahir
jejakkan kaki
dari langit
turun ke bumi
ia bawa birahi
bebuahi panas api
sesampainya ia
bumi pun menangis
mata kaki itu
pun malu tetaskan air
tiada kayu dan laut
wajan wadahi arus itu
apen MAKESE
KalaPagiMembagiTangis
28 Mei 2011
sebuah pena di antara kerikil, berdiri di Mahkamah sunyi, menanti bisik, menatap angin, memaknai hari, pun beruzlah ke titik-titik pasir, hingga jatuh menuju muara berpulang. Bebas! Berkaca pada kata apa saja, berbicaralah! Tak perlu bertanya, hanya Kau-lah...!
malam ini mungkin akan gelap sebab rindang gersang enggan melepaskan senyap gelap ini mungkin kan berahir kelam sebab alfa doa-doa t...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar