bayang gelap dinihari
masih tertatap samar
di bawah garbah langit
aku kian mendekati api
melangkahkan kaki
meresapi titik matahari
o, setetes embun pagi
masih selimuti pucuk hari
menikmati senyap dingin
dengan lirik musik sesekali
sajak-sajak bernama angin
sayap-sayap di atas pelangi
puisi-puisi bersayap mimpi
jari-jemari penyatuan bumi
o, embun pagi mananti panas terik
dan matahari berkemas untuk berlari
apen MAKESE
KalaPagiTerteraTitikMatahari
19 Agustus 2011
sebuah pena di antara kerikil, berdiri di Mahkamah sunyi, menanti bisik, menatap angin, memaknai hari, pun beruzlah ke titik-titik pasir, hingga jatuh menuju muara berpulang. Bebas! Berkaca pada kata apa saja, berbicaralah! Tak perlu bertanya, hanya Kau-lah...!
Jumat, 19 Agustus 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dosa Dalam Doa
malam ini mungkin akan gelap sebab rindang gersang enggan melepaskan senyap gelap ini mungkin kan berahir kelam sebab alfa doa-doa t...
-
Rinduku padamu Menembus ruang waktu Hingga mimbar Mayapada pecah Aku pun terkulai lupa segala Oh, Andai kau di sini Kan ku bawa meli...
-
Bagian Kesatu Titik Keberangkatan Sajak Perjalanan Keranda Zaman Gersang Resah Itu Aku dan Angin Di Antara Diskusi ...
-
ia jatuh, luruh ke danau murung lebur seluruh menjadi satu suluk di atas tahta laut bisu ia mengandung lumpur tumbuh d...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar