di sudut kecil
kota bertuah
aku merangkul
fatwa angin laut
ia berkata
jangan ikuti aku!
sebab kau tak mampu
ikuti selera para pelaut
antara barat selatan
di ujung utara dan timur
aku selalu berkecamuk
dan kau pasti tak mau
tak mau melahirkan
benih-benih bimbang
lalu mati dalam timbangan
kembang bulan tak berupa
apen MAKESE
KalaSiangMenaikiBukit
22 September 2011
sebuah pena di antara kerikil, berdiri di Mahkamah sunyi, menanti bisik, menatap angin, memaknai hari, pun beruzlah ke titik-titik pasir, hingga jatuh menuju muara berpulang. Bebas! Berkaca pada kata apa saja, berbicaralah! Tak perlu bertanya, hanya Kau-lah...!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dosa Dalam Doa
malam ini mungkin akan gelap sebab rindang gersang enggan melepaskan senyap gelap ini mungkin kan berahir kelam sebab alfa doa-doa t...
-
Rinduku padamu Menembus ruang waktu Hingga mimbar Mayapada pecah Aku pun terkulai lupa segala Oh, Andai kau di sini Kan ku bawa meli...
-
Bagian Kesatu Titik Keberangkatan Sajak Perjalanan Keranda Zaman Gersang Resah Itu Aku dan Angin Di Antara Diskusi ...
-
Dalam antologi kebinggungan ini, aku coba titipkan noktah zaman sebagai surat yang kutitipkan pada bisik dan Diskusi Angin, kata-kata yang ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar