Jika
Waktu memaksa sadarku terjaga
Tak ingin makna kau artikan aniya
Di sana
Tlah menunggu seluruh
Rindu memelukmu slalu
Jika
Waktu menerpa siangku tenggelam
Tak mau aku alpa sebutkan nama
Di sini
Bait-bait puisi wiridku menangis
Mengiringi setiap sisi inginmu
Merintih
Menanti
Dan
Jika sunyi menindih bayangku
Jangan kau ragu lamunkan mimpiku
Dalam gelap
Nyanyikan satu bait untuk risaumu
Sebab
Nyanyian jiwaku tertinggal
Tertelan dalam jaket malam yang pekat
Namun
Jika keramaian merengkuh relung hatimu
Sudikan batinmu menegur lembut lenaku
Tapi
Jika waktu teramat jenuh menunggu
Tutup pintu dadamu hingga tirai terkulai
Dalam waktu
Aku titipkan sesuatu
Satu dan terus
Keyakinanku ada di atas kepercayaanmu
Sebab tak mungkin
Aku menghapuskan noda dan doa
Selain harapku
Tlah berjalan sekian lama
Walau dalam waktu
Pun ragu menghinggap slalu
apen MAKESE
DalamRuangSenyap 78F 2009
sebuah pena di antara kerikil, berdiri di Mahkamah sunyi, menanti bisik, menatap angin, memaknai hari, pun beruzlah ke titik-titik pasir, hingga jatuh menuju muara berpulang. Bebas! Berkaca pada kata apa saja, berbicaralah! Tak perlu bertanya, hanya Kau-lah...!
Minggu, 23 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dosa Dalam Doa
malam ini mungkin akan gelap sebab rindang gersang enggan melepaskan senyap gelap ini mungkin kan berahir kelam sebab alfa doa-doa t...
-
Desentralisasi merupakan sebuah konsep yang mengisyaratkan adanya pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah di tingka...
-
Rinduku padamu Menembus ruang waktu Hingga mimbar Mayapada pecah Aku pun terkulai lupa segala Oh, Andai kau di sini Kan ku bawa meli...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar