Ketika aku menyeka air mata
Sesak tertinggal hanya nama
Yang aku ingin hanya sabda
Diantara keping kata sahaja
Kau ajarkan hitam putih ujian
Tinggalkan perih luruhkan waktu
Kau bisikkan gelap terang binasa
Melupakan duka, kuburkan luka
Berlari mengejar matahari
Di atas kelam kalam hakiki
Kau berikan cahaya bagi dusta
Tinggalkan irama di atas telaga
Bagai air dari tetes alter semesta
Ku hendak menyingkap tabir sahara
Kala kau menadahkan tangan
Tinggalkan cinta di dalam bejana
Meski bias nada diantara gemerlap
Kau simpan rasa dalam belati kelam
Tak bisa kata patah perlahan
Sebab kau catatan tanpa batas
Bila tiba masa hancurkan lautan
Aku rasakan, kau masih berkata
Bertahanlah!
Meski dalam asmara tanpa makna
Dan dari bukit batu-batu pegunungan
Aku temukan rupa surga yang tersimpan
apen MAKESE
KalaAkuMenahanAirMata
06 November 2010
sebuah pena di antara kerikil, berdiri di Mahkamah sunyi, menanti bisik, menatap angin, memaknai hari, pun beruzlah ke titik-titik pasir, hingga jatuh menuju muara berpulang. Bebas! Berkaca pada kata apa saja, berbicaralah! Tak perlu bertanya, hanya Kau-lah...!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dosa Dalam Doa
malam ini mungkin akan gelap sebab rindang gersang enggan melepaskan senyap gelap ini mungkin kan berahir kelam sebab alfa doa-doa t...
-
Rinduku padamu Menembus ruang waktu Hingga mimbar Mayapada pecah Aku pun terkulai lupa segala Oh, Andai kau di sini Kan ku bawa meli...
-
Bagian Kesatu Titik Keberangkatan Sajak Perjalanan Keranda Zaman Gersang Resah Itu Aku dan Angin Di Antara Diskusi ...
-
ia jatuh, luruh ke danau murung lebur seluruh menjadi satu suluk di atas tahta laut bisu ia mengandung lumpur tumbuh d...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar