Wahai Kau yang aku cari
Aku bersaksi padaMu atas hari-hari
Id seringkali mengabaikan hati kecilku
Hingga ia hancur-musnah tak terbasuh
Egopun jejatuh-menjauh tanpa wujud
Membunuh setiap tujuan yang dituju
Mesti aku dan superego lamunkan Kau
Lamunkan kemahaanMu yang sempurna
Walau aku tak ingin gila di tepi lamunanku
Tapi mungkin aku mau menjadi yang hysteria
Menghimpun kepribadian yang memecah
Lalu menemukan diriku yang menyatu
Walau rasa ingin menyesatkan aku dalam pikir
Namun aku tak ingin berpaling dari bingkai KeesaanMu
Oleh sebab itu
Aku slalu ingin bersimpuh dalam kemegahanMu
Kemegahan yang kan menyeka air mataku
Keesaan yang memeras rindu di tepi dadaku
Wahai Kau yang Maha Pendiam
Karna kemaha-diam-anMu sebabkan aku mendamba
Dan meski Kau Maha Pemalu
Aku tak ingin takut menemukanMu
MenemukanMu bersama Musa, juga Muhammad
Lalu duduk tawadu menunggu menatap wajahMu
Allahku! Karna Kau tak mungkin sesatkan aku yang rapuh
Arah terangMu adalah jalan menuju perjamuanMu yang agung
Apen MAKESE
KalaKauMenunjukanJejak
21 September 2010
sebuah pena di antara kerikil, berdiri di Mahkamah sunyi, menanti bisik, menatap angin, memaknai hari, pun beruzlah ke titik-titik pasir, hingga jatuh menuju muara berpulang. Bebas! Berkaca pada kata apa saja, berbicaralah! Tak perlu bertanya, hanya Kau-lah...!
Minggu, 23 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dosa Dalam Doa
malam ini mungkin akan gelap sebab rindang gersang enggan melepaskan senyap gelap ini mungkin kan berahir kelam sebab alfa doa-doa t...
-
Rinduku padamu Menembus ruang waktu Hingga mimbar Mayapada pecah Aku pun terkulai lupa segala Oh, Andai kau di sini Kan ku bawa meli...
-
Bagian Kesatu Titik Keberangkatan Sajak Perjalanan Keranda Zaman Gersang Resah Itu Aku dan Angin Di Antara Diskusi ...
-
ia jatuh, luruh ke danau murung lebur seluruh menjadi satu suluk di atas tahta laut bisu ia mengandung lumpur tumbuh d...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar