Lingi na ade padamu, bundaku!
Hingga aku biarkan hari-hari tertidur
Sidi sambia tak terasa kecambah dada
Berbisik tangis dalam kesunyian pandang
Dalam gelap aku basuh pisau tidur
Dan memekarlah bayang-bayangmu
Dari jauh aku bertafakur dalam waktu
Sebutkan nama dalam bias cahaya fatamorgana
Walau aku masih enggan kembali dari pelarian
Bukan berarti aku abaikan luasnya pangkuan
Dari barak kehidupan yang membara
Aku kumpulkan puing-puing surga untukmu
Walau pundi-pundi itu terkubur debu zaman
Jejaknya masih tercetak dalam peta sabda
Dari debar jantung Siti Hawa pada anaknya
Aku masih berjalan dibawah bayang malaikat tak bersayapmu
Apen MAKESE
KalaAKuMerinduiSerautWajahmu
12 september 2010
Hingga aku biarkan hari-hari tertidur
Sidi sambia tak terasa kecambah dada
Berbisik tangis dalam kesunyian pandang
Dalam gelap aku basuh pisau tidur
Dan memekarlah bayang-bayangmu
Dari jauh aku bertafakur dalam waktu
Sebutkan nama dalam bias cahaya fatamorgana
Walau aku masih enggan kembali dari pelarian
Bukan berarti aku abaikan luasnya pangkuan
Dari barak kehidupan yang membara
Aku kumpulkan puing-puing surga untukmu
Walau pundi-pundi itu terkubur debu zaman
Jejaknya masih tercetak dalam peta sabda
Dari debar jantung Siti Hawa pada anaknya
Aku masih berjalan dibawah bayang malaikat tak bersayapmu
Apen MAKESE
KalaAKuMerinduiSerautWajahmu
12 september 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar