Dengarkan suaranya. kau tak akan mendengar jika kau bising. Sebab mereka hanya mencari makna. bahasa mereka adalah bahasa tanpa kata dan tanpa kalimat, tapi mereka mengerti bahkan tanpa harus menggunakan suara.
"..."
SunyiSenyapMemerasJiwa
DukaNestapaTanpaSuara
Tak ada gerak
"A...!"
"Aaah, hanya cawan yang memecah berantakan."
"B...?"
"Biarkan saja cahaya bulan dan bintang yang memapah para pejalan."
"C...?"
"Cuuuickh....! cuma cecak yang berharap mendapatkan melata di langit-langit, dan meratap dengan cicit di diding-dinding rumah orang yang tak peduli."
"D...!"
"Diam! Dedaunan sedang rukuk menunduk karena malu disebabkan kelayuannnya."
"E..."
"Esa, meresap hingga ke akar-akarnya."
"F...!?"
"Firasatku mengatakan lain."
"G...!"
"Gagal kau mengolah belahan tubuhmu yang lain."
"H..."
"Hanya firasat saja."
"I...!"
"Itu hanya Ilusi yang membunuh dirimu hingga kau lupa akan dirimu sendiri."
"J...?"
"Jejakku akan kau temukan dalam wujudku yang utuh di seluruh semesta pandangmu."
"K..."
"Kau akan tersiksa dalam arahannya."
"L...!"
"Luapan geloraku tak sanggup membunuh kemauanku yang sangat."
"M...?"
"Masih ada jalan menuju akhir dari tujuanmu."
"N...!"
"Nanti niatku terhenti karena terbakar."
"O..."
"Omong Kosong!"
"P...!"
"Pikiranku ingin menemui yang tak pernah kau ingin."
"Q...?"
"Qibtia dan Qusairy telah menyaksikan kematian sang Majnun karena terjatuh, lalu ia memeras seluruh isi kalbunya karena satu isi, itu tak ada dalam pikiranmu."
"R...!"
"Rasakan bila ia membakarmu, kau pun tak akan sanggup membuka gerbang peremajaan tujuanmu."
"S..."
"Salah memilih akan membawamu pada satu penyesalan yang sangat dalam."
"T...!"
"Tirakatku menuntunku menemukan jurang bagi perasaanku."
"U...?"
"Untukmu aku mengadu, biar dadamu rusak redam terhantam godam gelora dadamu."
"V..."
"Via perjalanan abad dan zaman selalu sama. Sama-sama saja."
"W...!"
"Wahai...! kau sampah dari abad yang abu-abu dan aku budak dari Zaman hitam. Bukankah pada masing-masingnya selalu ada utusan yang di utus untuk menghapus kejumudan tingkah-laku para pelakon sejarah dan hikayat yang jahat."
"X"
"Xenopone menghimbau agar kau dan aku dapat mencium bubuk jiwa kita sendiri agar kita mengetahui bau yang ada adalah nyata, rasa atau mengada-ada. atau bahkan tubuh yang telah tiada."
"Z"
"Zzzzzzz". Biarkan aku tertidur dan menemui "Zakarya dan Zulkifli yang menjadi pemimpin masing-masing kaumnya. Sudah bairlah, aku ingin memeluk "Zabur" yang telah menjembatani Firman hingga Nur Muhammad dan Al qur'an suci.
apen MAKESE
FajarMerekah di AtapAsrama
PasarJum'at, 15/03/2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar