Di sana, rinduku
Di bukit Tursina memerah jingga
Hingga kibasan membias
Inginku mengkaji selisih
Mengaji kalbu-tubuh dan laku
Bersamamu
Bersama harum bunga-senyummu
Seroja sadarku
Memaksa semesta kecilku berduka
Kau tertidur pulas
Ah,
Riak cahayamu redupkan jiwaku
Hingga tarian kesuburan tak berlaku
Bebekas
Darah membuncah benamkan rindu
Geliat gerak pun terkulai layu
Tetumbuhan kebun tak mau tumbuh
Dalam kerudung luka
Nenek tua pun enggan lagi berpeluk-sapa
Pelan dalam waktu
Dedaunan gelayutkan denyut haru
Aku rindu
Aku hidup
Hidup dalam rinduku padamu
Walau tak lagi
Tulip dan bambu mampu mengadu
Burung pun bisu di bukit berbanjar harap
Aku tau, kini
Kau bunga bermata Buta
Hilang tak terbagi tubuh
Pun membagi waktu
Aku sambut laut merayu
Harap kau labuhkan gelombang
Di pelabuhan itu
Aku pun menunggu kau menjemput
apen MAKESE
SaatAkuMengubahmu
Kamis 2010
sebuah pena di antara kerikil, berdiri di Mahkamah sunyi, menanti bisik, menatap angin, memaknai hari, pun beruzlah ke titik-titik pasir, hingga jatuh menuju muara berpulang. Bebas! Berkaca pada kata apa saja, berbicaralah! Tak perlu bertanya, hanya Kau-lah...!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dosa Dalam Doa
malam ini mungkin akan gelap sebab rindang gersang enggan melepaskan senyap gelap ini mungkin kan berahir kelam sebab alfa doa-doa t...
-
Desentralisasi merupakan sebuah konsep yang mengisyaratkan adanya pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah di tingka...
-
Rinduku padamu Menembus ruang waktu Hingga mimbar Mayapada pecah Aku pun terkulai lupa segala Oh, Andai kau di sini Kan ku bawa meli...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar