Rinduku
Kau hendak bebaskan semesta
Langitpun jatuhkan purnama sejenak
Hingga hari ini
Malam-malam gelapkan mata
Tanpa cahaya
Tanpa nama dapat kusebut
O, langit, kau
Sunyatkan alam hasrat pemburu makna
Tapi
Masih kusimpan yakinku
Kau tak niatkan untuk itu
Tak ingin melebur
Menjauh pergi sendiri
Menjauh dari rotasi
Pergi ke raga sepi
Pun sendiri tak tertemani
Kau tak sengaja luapkan rasa
Ah, rinduku
Kau memaksa jalan sedepa
Menjebak risauku dalam rindu
Terpesona aku akan aromamu
Kau satukan tujuan berlabuh
Hingga wajan hidupmu berpindah wujud
Tapi
Ah!
Mengapa?
Jika hanya cemburu
Kau mampu manipulasi keinginan langit
Tapi bukan ini
Kau bukan itu
Bukan!
Tidak!
Kau beda dalam hal senyum
Senyummu
Bukan senyum terhunus
Tulus ia
Walau juga membunuh
Membunuh
Membunuh rinduku dalam ruang tidur
Dan kau memang
Enggan dusta melukai sahaya
Hingga mau kau
Bunuh tahta-kehormatan-tubuhmu
Pun mengubur rinduku
Dalam sarung bambu yang takkan pernah lapuk
apen MAKESE
FajarSubuhSebentarLagiTerhenti
Minggu, 09 Mei 2010
sebuah pena di antara kerikil, berdiri di Mahkamah sunyi, menanti bisik, menatap angin, memaknai hari, pun beruzlah ke titik-titik pasir, hingga jatuh menuju muara berpulang. Bebas! Berkaca pada kata apa saja, berbicaralah! Tak perlu bertanya, hanya Kau-lah...!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dosa Dalam Doa
malam ini mungkin akan gelap sebab rindang gersang enggan melepaskan senyap gelap ini mungkin kan berahir kelam sebab alfa doa-doa t...
-
Desentralisasi merupakan sebuah konsep yang mengisyaratkan adanya pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah di tingka...
-
Rinduku padamu Menembus ruang waktu Hingga mimbar Mayapada pecah Aku pun terkulai lupa segala Oh, Andai kau di sini Kan ku bawa meli...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar