Kau rinduku
Abadi di istana bisu
Hari-hari ku tak berdaya
Sejak tiada kau ku damba
Lukaku bebekas sementara
Memaksa pandang temukan tapak
O,
Hasrat pudarkan cahya
Taburkan cuka sadarkan suka
Biar saja rinduku menjadi panglima
Karna yakinku
Kau tak terkubur pasti
Masih
Bisikmu bebunga slalu
Dalam tidur
Dalam lamun
Pun dalam desah sukma sunyi
Tak mengapa
Aku rela kau berebah pelepah lelah
Ku pastikan
Dalam batang bumi kau pulas tertidur
Menanti waktu kibaskan kelambu rindu
Di peluknya
Kau kan mainkan serunai
Menari
Hingga kalbu mabuk bernyanyi
Hingga batas
KausSadarkan raga
Aku
Kenalkan jasad
O, rinduku
Dari tirai hatiku
Yakinku
Pasti
Kau hanya tersembunyi
Senyapkan kesunyian langit
apen MAKESE
MagribTertinggalSedetikLalu
Jumat, 07 Mei 2010
sebuah pena di antara kerikil, berdiri di Mahkamah sunyi, menanti bisik, menatap angin, memaknai hari, pun beruzlah ke titik-titik pasir, hingga jatuh menuju muara berpulang. Bebas! Berkaca pada kata apa saja, berbicaralah! Tak perlu bertanya, hanya Kau-lah...!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dosa Dalam Doa
malam ini mungkin akan gelap sebab rindang gersang enggan melepaskan senyap gelap ini mungkin kan berahir kelam sebab alfa doa-doa t...
-
Desentralisasi merupakan sebuah konsep yang mengisyaratkan adanya pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah di tingka...
-
Rinduku padamu Menembus ruang waktu Hingga mimbar Mayapada pecah Aku pun terkulai lupa segala Oh, Andai kau di sini Kan ku bawa meli...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar