Minggu, 23 Januari 2011

zonaHITAM

Lobang Hitam Stephen Hawkins memakan segala yang bergerak di angkasa. Musnah segala di titik inti gelap-pekatnya Black Holes. Hingga ia menyadari kesalahannya tentang sebuah akhir hayat jagad raya. Perkembangannya, Black Holes, bumi, langit, dan planet lain ternyata memiliki dimensi tersendiri dalam titik rotasinya. Bukan karena satu kemajuan jejaring pengetahuan dan teknologi yang menyebabkan mereka teratur (seimbang), semua diatur oleh Yang Maha Pengatur.

Akal menemukan kembali apa-apa yang telah diajarkan kepada Adam. Alam raya mengajakku bercanda dalam geraknya, sebab Tuhan memberikan sebuah master permainan melalui nalarku. Aku menemukan segala sebagai landasan bergerak. Dari bisikan dawai mistika sastra jiwa, aku temukan suka-duka-luka-nestapa-hitam prahara permadani di setitik ZonaHITAM.

Kala itu, kau mengatakan aku tidak patuh terhadap petuahmu.
Aku jawab, hitam di jidatmu bukan satu kepastian tanda masuk.

Kau pun mengatakan, aku selalu membantah syair bicaramu yang syahdu.
Waktu itu, aku bilang bagus mutiara mulutmu bukan seperti wahyu.

Kau akan berucap penuh amarah bila kau tak suka pada kerjaku.
Ah, aku tak setuju pada keputusanmu. Kau murka tak jelas arah.

Zona hitam terbentur kalut di ruang sadarku.
Ketaatan harus tinggal di sekulit rotan yang berderik.

Dadaku gemuruh membantah segala laku.
Tua tak berarti tau segala tentang mau.

Murka selalu menjadi senjata, hingga memaksa tangan menampar segala.
Hanya sajak pasif yang menjadi alas bagi jiwaku yang tertusuk duri.

Teringat pada tirakat kebingungan Gus Mus.
Biar ku simpan sendiri resahku dalam mendung dukaku
O, kau ini Bagaimana?
Kau suruh aku berpikir, kau bilang aku kafir!

Jangan menuntut aku bersujud, jikai kau sendiri tak memegang wahyu. Biarkan rotan meretakkan segala kulit dadaku yang rapuh, asal kau mampu memuaskan segala maksud yang kau mau. Sudah lepaskan amarahmu di kulit punggungku, agar kau puas memeras kemerdekaanku yang terkubur. Berikan tanda hitam pada keningku, jika itu dapat menjaga kewibawaanmu yang lalu.

Aku rela meredam segala
Jangan melepaskan gerak

Jika kekuasaanmu padaku menyuruh.
Pantulkan palu-godam-mu di wajahku.

Aku restui kau menguliti titian kulitku. Biar seluruh leluhurnmu terbangun kembali dari batu-batu yang telah kau punahkan di kala waktu berjalan jaya. Hancur leburkan segala yang aku punya, hingga kau terangkat menjadi raja bagi budakmu yang buta.

Jadah!
Jasadku membantah.
Biadab!
Tubuhku terbunuh

Mumpung kau masih mampu menyetubuhi kehidupan sementara.
Buatkan aku satu kubur dengan lubang hitam yang memakan segala.
Lumatkan tubuhku bersama Zona Hitam yang sangat dalam.
Hingga kedangkalan nalarmu membantah segala gerak alam.

Gejolak satu Jarak Yang Tak Terbantah...!


apen MAKESE
TitikHitamZonaCahayaFajar
18 Maret 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dosa Dalam Doa

malam ini mungkin akan gelap sebab rindang gersang enggan melepaskan senyap gelap ini mungkin kan berahir kelam sebab alfa doa-doa t...