Hari ini, aku berdiam diri
Dalam kamar sunyi senyap sendiri
Menikmati musik langit
Dengan aneka bunyi dari suling api
Menunggu matahari berganti kulit
Di antara nyanyian mendung dan lirik hujan
Jejauhan kata, menyapa dalam tanda tanya
Ia ceritakan hal yang sama, seperti kenyataan!.
“Kakak…”, gadis kecil itu.
Memburu doa memanggil aku
“Ada apa?”. Jawabku, meluruskan maksud.
“Besok aku ujian ahir, doakan aku agar dapat lulus!”.
Lembut-halus meminta lukisan agung
Dari balik kelambu keagungan suhuf-suhuf
Hari ini, gadis kecil itu
Tengah berupaya membunuh waktu
Aku tak pernah menatap ia, wajahnya.
Kecuali dengan tertawa, sebab aku kira ia telah dewasa
Tapi ternyata, ia hanyalah anak-anak
Jika saja ia, ….! Akan kuabadikan ia, dengan segala
Aku suka, ia begitu aktif
Dan dinamis dalam berpikir
Suka menulis sajak dan cerita
Melewati hari-hari dengan terus belajar menjadi penyaji
O, gadis kecil itu, impianmu!
Selalu merajut mimpi dari tempat terbitnya matahari
Aku ingin ia sajikan lirik hari ini
Ia pun, nyanyikan aku syair tentang kewajiban
Aku pinta ia bacakan sajak makna kehidupan
Ia pun, deklamasikan aku satu puisi bagi kemandirian
Gadis kecil itu, kini menjadi gadis kecilku!
Tercipta dan terlahir menjadi inspirasi bagi kesunyian
O, gadis kecilku!
Ibarat kunang-kunang di tengah gelapnya kegelapan
Kau adalah cahaya dalam kelamnya kenyataan
Coba terangi bumimu sendiri, dengan berlari mengejar matahari
O, gadis kecilku! Kau mesti menjadi
Menjadi apa saja, seperti yang kau inginkan hari ini
Aku, menanti kau bergeming
Memenuhi seisi ruang langit-bumi dengan nyanyian bidadari dan nabi-nabi.
Apen MAKESE
KalaLangitTertutupMendung
23 April 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar